Sejarah sinematografi sangat panjang, namun di sini tidak akan dibahas tentang “perjalanan”
sinematografi dari awal. Kemajuan teknologi akan terus berkembang,
demikian juga dengan teknologi sinematografi, sehingga kini dikenal
dengan sinematografi digital. Kemajuan ini tentu saja akan lebih
memudahkan para sineas dalam berkarya. Sebelum lebih lanjut membahas
sinematografi, baiknya kita fahami dulu makna dari sinematografi itu
sendiri.
Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris cinematograhy yang berasal dari bahasa latin kinema ‘gambar‘.
Sinematografi sebagai ilmu serapan merupakan bidang ilmu yang membahas
tentang teknik menangkap gambar dan menggabung gabungkan gambar tersebut
hingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide.
Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni
menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka
peralatannya pun mirip. Perbedaannya fotografi menangkap gambar
tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian
ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada
sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar.Jadi sinematografi adalah
gabungan antara fotografi dengan teknik rangkaian gambar atau dalam
senematografi disebut montase atau montage.
D.O.P
D.O.P atau Director of Photography adalah seorang seniman
yang melukis dengan cahaya. Dia harus familiar dengan komposisi dan
semua aspek teknik pengendalian kamera dan biasanya dipanggil untuk
menyelesaikan permasalahan teknis yang muncul selama perekaman film.
D.O.P sangat jarang mengoperasikan kamera. Kerja D.O.P sangat dekat
dengan sutradara untuk mengarahkan teknik pencahayaan dan jangkauan
kamera untuk setiap pengambilan gambar. “Itu adalah salah satu
alasan utama kita untuk berusaha mendapatkan uang untuk menjadi
entertain. Karena jika bukan untuk bakat dan pengetahuan sinematografer
tidak ada jalan untuk membuat dunia kata-kata penulis kedalam gambar
yang bisa dilihat oleh semua orang” demikian kata Sinematografer Michael Benson.
Banyak orang berpikir bahwa sutradara mengatur seorang aktor apa yang
harus dia lakukan dan D.O.P mengambil gambar. Ini benar, tetapi ada
banyak lagi proses selain hal tersebut. Perubahan dari script ke dalam
layar lebar adalah melalui lensa seorang D.O.P. Pembuatan film adalah
bekerja bersama dengan apa yang ada disana, dan memfilter apa yang ada
disini melalui suatu alat yang disebut kamera. Sampai frame pertama
digunakan, ini hanyalah sebuah kontrak, ide, konsep, script dan harapan.
Sinematografi tidaklah hanya melihat melalui kamera dan mengambil
gambar. Namun tentu saja memerlukan mata yang tajam dan imaginasi yang
kreatif. Ini juga memerlukan pengetahuan tentang kimia dan fisika,
persepsi sensor yang tepat dan tetap fokus kepada detail. Hampir dari
semua itu memerlukan kemampuan untuk memimpin dan juga mendengar, untuk
menjadi bagian dari tim kreatif dan proses, dapat dengan memberikan
saran yang membangun dan kritis. Sinematografer memerlukan waktu yang
panjang dalam pekerjaannya dan memerlukan pengamat, waktu yang pendek
untuk masuk ke dunia yang baru
Bekerja dengan Sutradara
Tanggung jawab utama dari D.O.P adalah untuk menciptakan jiwa dan
perasaan dalam gambar dengan pencahayaan mereka. Tergantung kepada gaya
sutradara, anda dapat memutuskan untuk memilih penampilan film anda
sendiri, atau, biasanya setelah meeting dengan sutradara dan biasanya
dilakukan bagian artistik yang anda pilih untuk mengatur teknik
pencahayaan yang sesuai. Atau sutradara memiliki ide sendiri seperti apa
bentuk film ini dan ini akan menjadi tugas D.O.P untuk memenuhi
keinginan ini. Semua jalan kerja yang berbeda-beda ini hanyalah panduan
yang menyenangkan dalam usaha untuk memenuhi harapan sutradara dan
memberikan apa yang dia inginkan dan semoga memberikan kebanggaan dan
kesetiaan seorang sutradara.
Sutradara dan sinematografer seharusnya secara konstan berdiskusi tentang angle kamera, warna, pencahayaan, blocking dan pergerakan kamera.
Sutradara tahu apa yang dia inginkan. Bagaimana dia mengerjakan ini
biasanya tergantung kepada sinematografer. Sinematografer menawarkan ide
dan menerima penolakan. Sutradara adalah kapten dari kapal. Seberapa
banyak atau sebatas mana kolaborasi yang dia inginkan adalah
keputusannya
Sinematografer Darius Khondji mengatakan ”Saya melihat pekerjaan
saya adalah untuk membantu director dalam memvisualisasikan film. Ini
akan menjadi proses yang terus-menerus, ada banyak hubungan dengan
sutradarara tidak hanya sebatas profesional, sering kali menjadi teman
dekat dalam kolaborasi kami. “
“Sebagai seorang manager, saya mempelajari banyak hal tentang
bagaimana mengatur orang. Saya belajar bagaimana merencanakan dan apa
peran penting sebuah tim. Saya belajar cara menangani lokasi, bekerja
sebagai AD, mengendarai mobil, dan sebagian pertunjukan, bahkan sebagai
pemegang kunci. Semua posisi adalah pelajaran yang tidak ternilai,” kata Neil Roach.
Salah satu pelajaran terpenting yang telah dipelajari Neil Roach
sepanjang karirnya tentang pembuatan film adalah mengenai kolaborasi. “Saat anda bekerja dengan sutradara yang tepat, anda dapat menghasilkan kerja yang menakjubkan” Dia berkata, “Tidak
menjadi masalah dengan sutradara, yang harus anda lakukan adalah anda
bekerja yang terbaik. Karena tugas alami seorang kameramen adalah selalu
berkata ‘tidak’. Tidak, anda menginginkan terlalu banyak cahaya. Atau
‘tidak’ anda tidak dapat melakukan ini dan itu. Dalam hati, saya selalu
menggambarkan ini untuk menyenangkan diri saya sendiri, dan memperoleh
apa yang saya inginkan pada waktu yang sama, memberikan pegawai apapun
yang mereka inginkan.”
Sebagai seorang kepala departemen senior, D.O.P diharapkan dapat
menjadi contoh keseluruhan unit. Sering kali hanya individu dari
sinematografer yang bekerja sebatas kualitas fotografi saja. Ketepatan
waktu, perilaku kru, pakaian, kesopanan semua menjadi satu, setidaknya
bagian dari D.O.P sehingga mereka menetapkan standar profesional untuk
setiap kru. D.O.P bertangung jawab untuk semua hal yang berkaitan dengan
fotografi pencahayaan film , exposure, komposisi, kebersihan, dll, yang semua itu adalah tanggung jawab mereka
“Operator kamera memainkan peran yang terpenting dalam membuat
film dengan sutradara. Seorang operator pemula akan tidak percaya diri
dengan sutradara. Ada segitiga sutradara, kamera (dan operator) , serta
aktor”.
Michael Benson menjelaskan “Saat segitiga tersebut rusak, jalur
komunikasi juga akan rusak. Ini dapat menjadi berbagai bentuk, tetapi
segitiga tersebut adalah hal terpenting dari film dan pencerita dapat
berafiliasi dengan ini. Operator adalah orang yang tahu jika suatu
pengambilan sudah fokus. Saat ini ada suatu kesalahan bahwa teknologi
dapat membetulkannya. Tetapi jika pengambilan tidak fokus, tidak ada
teknologi yang dapat merubah supaya fokus”
Grip
Grip bertanggung jawab pada dolly track dan semua gerakan yang dilakukannya. Dia juga bertanggung jawab untuk memindahkan tripod untuk setup selanjutnya: focus puller
biasanya bersama dengan kamera. Salah satu hal terpenting adalah kamera
tidak boleh dipindahkan saat dia masih berada di tripod. Grip juga
bertanggung jawab terhadap gedung, atau mengatur gedung, mengawasi
gedung, setiap konstruksi yang diperlukan untuk mendukung jalur atau
pergerakan kereta supaya bisa berjalan. Tingkat dan kerataan kerja
dorongan track adalah kunci sukses pengambilan gambar. Perawatan jalur
dolly dan peralatannya adalah tugas grip. Mereka akan sering membangun
atau membuat beberapa hal kecil untuk memperbaiki kamera di hampir
setiap objek
Gaffer
Gaffer adalah seorang kepada elektrik dan akan bekerja langsung
dengan D.O.P. Beberapa D.O.P akan menentukan bentuknya dan pintu gudang
dan yang tidak dia inginkan- ini tergantung kepada bagaimana mereka
ingin bekerja bersama, Sering D.O.P akan dekat dengan gaffer daripada
anggota kru lain. Mereka sangat vital untuk kesuksesannya
Sejak pertama kali sinematografer Ward Russell “naik“ menjadi Director Photography, dia memberikan nasihat kepada gaffernya “Saya
selalu memberitahukan kamu bahwa kamu dapat belajar dari bayangan
daripada dengan melihat cahaya Anda dapat mengatakan arah, kelembutan,
intensitas, dan perbandingan kepada bayangan. Bayangan memberikan kamu
kontras dan kontras yang memberikan kamu bentuk dan drama. Exposure saya
selalu sesuai, tidak lebih, seberapa detail saya ingin melihat dalam
bayangan sama dengan seberapa terang saya ingin dari cahaya. Untuk saya,
sekali anda memiliki titik yang tepat untuk cahaya, proses kreatifnya
adalah seberapa banyak cahaya yang dapat anda ambil“
Kamera Film
Manusia telah dibohongi oleh film selama berabad-abad. Salah
satu alasannya adalah oleh satu peralatan kecil sederhana (yang juga
merupakan peralatan dasar sinematografer), kamera film, untuk merekam
langsung dari imaginasi kita. Hal pokok dari kamera film adalah beberapa
kotak, salah satunya dengan lensa di depan dan mekanisme yang dapat
ditarik sesuai dengan lama film setidaknya enam belas kali setiap detik.
Hal lainnya memiliki panjang yang sesuai untuk mekanisme film, dengan
ruang yang tersisa untuk mengambil gambar setelah exposure. Saat
gambar-gambar dari alat ini diproyeksikan oleh mekanisme yang sesuai,
mereka memberikan representasi dari scene asli dengan semua
pergerakannya yang ada didalamnya untuk ditampilkan dengan benar.
Bagian mesin yang sangat tepat ini memiliki sejumlah fungsi, yang
masing-masing memerlukan pemahaman dan perawatan, dari kamera untuk
tetap menghasilkan yang terbaik dan konsisten. Seorang kameramen pemula
harus mencoba untuk familiar dengan itu semua dan nyaman dengan
pengoperasian kamera, sehingga dia dapat berkonsentrasi untuk aspek
kreatif dari cinematography. Pergerakan mekanisme film adalah berbeda
dengan kamera saat hanya sebagai sebuah kamera. Ilusi dari pergerakan
gambar diciptakan oleh pergantian fotografi yang cepat.
Menghasilkan gambar yang bergerak cepat dengan panjang tertentu dari
gambar yang ada adalah yang menjadi perhatian dari pandangan manusia.
Jika gambar dipancarkan ke retina, mata manusia akan melihat gambar,
singkatnya, secara keseluruhan dan seterusnya, untuk periode yang
singkat, gambar akan tetap berada di dalam manusia saat menjadi redup
atau menghilang.
Jika gambar kedua ditembakkan ke retina manusia akan dapat melihat
dua gambar yang berkelanjutan tanpa ada sorotan yang pertama.. Proses
flashing gambar yang berkelanjutan ini akan membuat otak menganggap
tidak ada jarak antara dua gambar tersebut dan pergerakannya lembut.
Laju flashing gambar ke mata adalah sepuluh flash setiap detiknya, dalam
laju ini efek kedip akan tidak terasa. Hanya di sekitar enam belas atau
delapan belas gambar baru per detik yang menyebabkan pergerakan
dianggap sebagai suatu pergerakan yang dapat diterima dan efek kedip
dapat dikurangi sampai ke titik yang dapat diabaikan.
Seiring pergantian abad, laju frame menjadi 18 frame per detik (fps) menjadi sesuatu yang umum.
Saat ini baik kamera dan proyektor masih dengan tuas tangan dan
memiliki kecepatan 2 putaran per detik yang akan menghasilkan laju
frame, yang sangat nyaman.
Posting Komentar