Formatnya apa? Mov? mp4? flv? avi? mkv? Sering kita bertanya atau
ditanya mengenai format video semacam itu. Tapi apakah kita betul-betul
mengerti tentang jenis-jenis format itu? Paling jauh biasanya yang
kita tahu adalah: flv adalah file video yang ada di youtube, mp4
biasanya untuk video klip, avi biasanya untuk file movie, dan mkv untuk
movie dengan kualitas HD. Agak konyol sebetulnya ketika kita
katakan, "Formatnya mp4 aja, kualitasnya lebih bagus" atau "file mkv
lebih jernih daripada avi", padahal sebetulnya format-format itu belum
tentu ada hubungannya dengan kualitas video, bagus atau tidaknya.
Format-format yang kita maksudkan tadi hanyalah jenis file, yang dalam
istilah teknis (saya temukan di wikipedia) disebut container. Maksud
container di sini, kalau diibaratkan, seperti sebuah kotak yang
fungsinya menampung gambar dan suara sehingga bisa ditampilkan dengan
ukuran/size yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Kebutuhan tersebut
bisa berupa kebutuhan untuk streaming, untuk editing, untuk playback di
PC, dsb. Lalu apa yang menyebabkan jenis file yang satu bisa lebih
bagus dari file yang lain padahal ukurannya tidak jauh berbeda? Yang
bertanggung jawab di sini tidak lain adalah codec. Codec
(compressor-decompressor) adalah metoda yang digunakan untuk
mengkompres file video. Yang perlu dicamkan di sini adalah bahwa codec
tidak sama dengan jenis file. Salah ketika ada orang yang mengatakan
bahwa mp4 sama dengan mpeg-4. Mp4 adalah file, sedangkan mpeg-4 adalah
codec. Kalau diibaratkan file video sebagai sepeda motor, maka codec
adalah mesin motor. Performa sepeda motor sangat bergantung pada
mesinnya. Begitu pula dengan file video, sangat bergantung dengan jenis
codec. Di sinilah kesalahfahaman sering terjadi. Ada anggapan
bahwa untuk mengkonversi satu jenis file video ke jenis yang lain cukup
memilih jenis file videonya saja, dari mp4 ke mov misalnya. Kita lupa
bahwa kitapun harus menentukan jenis codec-nya. Sedangkan untuk satu
jenis file video, bisa meng-cover beberapa jenis codec. Pada software
editing Final Cut Pro misalnya. Proses capture, import atau export bisa
menjadi rumit ketika kita salah menentukan jenis codec. Posisi klip di
timeline menjadi unrender, kualitas gambar menurun, atau performa
timeline menjadi berat. Itu dikarenakan settingan timeline dan source
video berbeda, meskipun semua source terlihat sama, yaitu berjenis file
mov. Sebagai pengetahuan tambahan. Kembali ke analogi sepeda
motor. Motor Honda memang dirakit oleh Honda, akan tetapi mesinnya
belum tentu yang menciptakan adalah Honda. Sama halnya dengan file
video dan codec. Keduanya dikembangkan oleh pihak yang berbeda. Untuk
jenis file video, Apple menciptakan mov, Microsoft menciptakan avi,
Adobe menciptakan flv. Lalu siapa yang menciptakan codec? Di sini anda
perlu tahu mengapa kata-kata mpeg sering ditemui di berbagai jenis
software video. MPEG kependekan dari Motion Picture Expert Group.
Mereka sebetulnya adalah lembaga yang ditunjuk khusus untuk
mengembangkan codec yang sedang kita bicarakan. Merekalah yang paling
berjasa sehingga kita bisa menikmati youtube, film-film HD, dan
mendengarkan musik dari mp3, dsb. Dalam perjalanannya, mpeg terus
meng-update codec-codec yang dibutuhkan. Karena itulah kita menemukan
mpeg dalam berbagai versi: mpeg-1, mpeg-2, mpeg-3, dan yang terakhir
mpeg-4. Jika anda masih mengenal Video CD, itulah salah satu produk
mpeg-1 (mp3 pun masih merupakan produk mpeg-1). Lalu mpeg-2
menghasilkan DVD, dan yang terbaru mpeg-4 menghasilkan blueray. Nah,
itu semua produk-produk dalam bentuk disc. Jika kita menilik ke bentuk
file di komputer memang agak sedikit rumit karena kebutuhannya semakin
kompleks - memperhatikan bandwidth, perkembangan speed internet,
teknologi layar monitor, dll. Salah satunya saja, saat ini kita
mengenal istilah H.264. Itu adalah karya terbaik yang dihasilkan
mpeg-4. H.264 mampu menampilkan video berkualitas HD namun dengan
ukuran yang cukup kecil. Oleh karena itu H.264 berguna untuk
merampingkan video HD berukuran besar (ukuran gigabyte) ke ukuran yang
bisa digunakan untuk mobile video seperti streaming (ukuran megabyte)
tanpa mengurangi banyak kualitas. Sekali lagi, yang kita bicarakan
di paragraf sebelumnya adalah codec, bukan file. H.264 adalah codec
yang bentuknya bisa bermacam-macam: bisa berbentuk mp4, mov, flv, atau
avi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengupdate video player
seperti quicktime, windows media player, vlc, atau media player
classic. Inilah yang juga menjadi kesalahfahaman banyak orang. Jika
anda mengalami file video yang tidak bisa dibuka atau terkesan rusak,
belum tentu berarti bahwa file video tersebut rusak atau video
playernya tidak bagus. Bisa jadi itu terjadi karena anda tidak
mengupdate video player. Atas dasar pengetahuan ini, maka kita bisa
menerka: mengapa youtube menggunakan file flv, dan mengapa saat ini
ada opsi HD di youtube. Youtube menggunakan flash player, sedangkan
flash player adalah ciptaan Adobe. Maka jangan heran kalau jenis
filenya pun flv, karena flv pun sama-sama ciptaan Adobe, dan Adobe
terus mengupdate playernya sehingga support codec-codec terbaru, jadi
mau tidak mau kita pun harus turut perintah Adobe, "Please install the
latest flash player!". Hal yang sama juga terjadi di software editing.
Mengapa Avid dan FCP lebih support ke file mov untuk proses
export/import, sedangkan Adobe Premiere menggunakan avi atau mpg? FCP
jelas-jelas dibuat oleh Apple, maka menggunakan file ciptaannya, mov.
Avid, walaupun banyak diinstall di PC, Avid dulu karirnya ada di Apple
(sebelum Avid dicemburui oleh Apple karena berselingkuh dengan PC),
Karena itu masih lebih support ke file mov. Sedangkan Adobe Premiere di
awal-awal memang diperuntukkan untuk PC, karena itu menggunakan file
based Microsoft, yaitu avi. Itulah beberapa hal-hal basic yang harus
diketahui berkenaan dengan format video, terutama oleh editor video.
Semoga pengetahuan ini bermanfaat.
Ditulis oleh: Dani Nurdiman
+ komentar + 1 komentar
makasih sangat gann! Artikel anda sangat bermanfaat. Sukses terus untuk blog ini :)
Posting Komentar